(Bab 17 : Mentaati Hukum Allah, Hadits RS168)
Allah Taala berfirman:
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (An-Nisaa’, 4:65)
“Sesungguhnya jawapan orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan: ‘Kami mendengar dan kami patuh.’ Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (An-Nuur, 24:51)
Keimanan kepada Allah s.w.t. menuntut seseorang tunduk kepada peraturan hidup yang telah ditetapkan olehNya samada yang dinyatakan di dalam Al-Quran maupun yang ditunjukkan oleh Rasulullah s.a.w. Seorang yang beriman akur bahawa Allah Maha Bijaksana di dalam menentukan jalan hidup mereka. Lantas ia dengar dan taat kepada setiap perintah Allah s.w.t.
M42. Dari Abu Hurairah r.a.katanya: Apabila turun ayat berikut kepada Rasulullah s.a.w. : “Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, nescaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyeksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”(Al-Baqarah, 2:284), para sahabat terasa berat. Mereka pergi mengadap Rasulullah s.a.w. sambil merangkak.
Mereka berkata: “Ya Rasulullah, kami dapat menerima tanggungjawab amalan solat, jihad, puasa dan sedekah, dengan sedaya upaya. Kini diturunkan kepada kamu satu ayat yang kami tidak mampu melaksanakannya.” Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Apakah kamu mahu menjadi seperti dua ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) sebelum kamu yang berkata: ‘Kami dengar dan kami langgar’? Bahkan katakanlah: ‘Kami dengar dan kami taat. Ampunkanlah kami wahai Tuhan Kami. Kepada Engkaulah kami kembali.’”
Apabila mereka membacanya dan bacaan itu ringan di lidah, Allah menurunkan ayat selanjutnya: “Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): ‘Kami tidak membeza-bezakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya’, dan mereka mengatakan: ‘Kami dengar dan kami taat’. (Mereka berdoa): ‘Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali’.” (Al-Baqarah, 2:285)
Apabila mereka melaksanakan yang demikian, Allah memansukhkan hukum ayat itu dengan menurunkan ayat: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan ia mendapat seksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): ‘Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.’” Baginda bersabda: “Ya.”
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". (Al-Baqarah, 2:286) Baginda bersabda: “Ya.” (RS168; Muslim)
‘Kami tidak membeza-bezakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya’, dan mereka mengatakan: ‘Kami dengar dan kami taat’. (Mereka berdoa): ‘Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali’.” (Al-Baqarah, 2:285)
ReplyDelete#boleh mintak huraikan sedikit apa yg dimaksudkan Allah tidak membezakn seseorang yg lain daripada rasul-rasulnya..
Apakah ia bermaksud, andainya kita taat dan patuh, Allah akan mengganjari kita sebagaimana Allah mengganjari para rasul?
Terima kasih sdr Afiq di atas pertanyaan ini. InsyaAllah itu dapat menambah penelitian kita ke atas ayat-ayat Al-Quran.
ReplyDeletePerkataan 'kami' di dalam ayat yang dimaksudkan itu merujuk kepada orang-orang beriman. Orang-orang beriman mengatakan mereka tidak membezakan rasul-rasul Allah.
'Tidak membezakan' di sini ditafsirkan sebagai mereka beriman kepada semua Rasul, bukannya percaya kepada sebahagian Rasul dan tidak percaya kepada sebahagian yang lain.
Wallahu a'lam