Wednesday, 18 August 2010

Mutiara 16 : Menjaga Sunnah

(Bab 16 : Menjaga Sunnah, Hadits RS156-RS167)


Allah Taala berfirman:

“Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemahuan hawa nafsunya. Ucapannya itu tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (An-Najm, 53:3-4)

“Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Rasulullah), nescaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’" (Ali Imran, 3:31)

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat.” (Al-Ahzab, 33:21)

“Barangsiapa yang mentaati rasul, sesungguhnya ia telah mentaati Allah.” (An-Nisaa’, 4:80)

Ayat-ayat lain : Al-Hasyr, 59:7; An-Nisaa’, 4:65; An-Nisaa’, 4:59; Asy-Syuura, 42:52; An-Nuur, 24:63; Al-Ahzab, 33:34.


Allah s.w.t. mengutuskan Nabi s.a.w., seorang manusia, bukannya malaikat, untuk memberi petunjuk kepada umat manusia. Seorang manusia lebih mudah ditauladani oleh manusia lain. Apa yang diajar oleh Rasulullah yang berupa suruhan atau larangan adalah berdasarkan wahyu Allah dan perlu diikuti oleh setiap orang beriman.

M43. Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w. bersabda:

"Biarlah dengan apa yang aku biarkan dari kamu. Sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kamu ialah banyaknya pertanyaan mereka dan menyalahi nabi-nabi mereka. Oleh itu apabila aku melarang kamu dari sesuatu, jauhilah ia dan apabila aku menyuruh kamu dengan suatu perintah, lakukanlah ia sedaya upaya kamu." (RS156; Bukhari, Muslim)

M44. Dari Abu Najih Al-Irbadh bin Sariyah r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. menyampaikan pengajaran yang meresap ke hati dan mencucurkan airmata. Kami pun berkata: “Wahai Rasulullah, itu seolah-olah pengajaran perpisahan, maka wasiatkanlah kami.” Baginda bersabda:

"Saya berwasiatkan kepada kamu semua untuk bertaqwa kepada Allah, serta mendengar dan mentaati pemimpin walau ia seorang hamba Habsyi. Sesungguhnya yang lanjut usia di antara kamu akan melihat perselisihan yang banyak. Hendaklah kamu berpegang dengan sunnahku dan sunnah Khulafa’ Ar-Rasyidin (khalifah-khalifah yang beroleh petunjuk). Gigitlah ia kuat-kuat dengan gigi gerahammu. Berhati-hatilah kamu dari sesuatu yang serba baru kerana sesungguhnya setiap bidaah itu sesat.” (RS157; Abu Daud, Tarmizi)

M45. Dari Abis bin Rabi'ah, katanya: Saya melihat Umar bin Al-Khattab r.a. mencium Hajarul Aswad (batu hitam berhampiran kaabah) dan berkata:

"Sesungguhnya aku tahu bahawa kamu adalah batu yang tidak dapat memberi manfaat atau mudarat. Sekiranya aku tidak melihat Rasulullah s.a.w. menciummu, pasti aku juga tidak menciummu." (RS167; Bukhari, Muslim)

No comments:

Post a Comment